Sunday, January 27, 2013

Lirik PUisi


Badarsila

Bagaikan di lentur sutera
Mentari meminjam sinarnya
Bagaikan di suluh hatinya
Menetap di persada

Bagaikan diseru rindunya
Di awan tersembunyi wajahnya
Bagaikan di risik malunya
Tersingkap di hamparan.

Cahaya
Melingkar singgahsana
Badarsila
Bagaikan angin syurgawi
Melindungi cinta suci

Sampai keresahan
Dari jiwaku keliru
Moga dilimpahi
Rindumu selalu

Sinar menerangi
Terasa dingin bak salju
Lamaran nurani
Menyentuh hatiku

Suara kau bisikkanlah
Di langit tujuh ku berdiri
Rindumu menggamit jua
Merentang bagaikan pelangi

Suara kau dengarkanlah
Kesumaku merintih duka
Wasilah mu menyentuh jiwa
Restu mu bagaiku bermimpi

Resah terungkai

Titisan embun tersusun
Berangkai emas bertitik
Jalanan gundah gulana
Menghemburkan hujan

Naluri tersentuh
Dipandang ke langit nan ringan
(Sejambak) kasih menguntum
Genderang kehidupan

Kasih... melingkar keresahan
Cinta suci... bagaikan angin syurgawi.

Cahaya
Limpahkanlah sentuhan sinarnya
Seluruh alam
Kan kudaki merentasi menyusuri
Kepadamu tuan... indahnya

Cahaya
Melingkar singgahsana
Badarsila
Bagaikan angin syurgawi
Melindungi cinta suci




Ya Maulai

Andai permata, andai permata jadi hiasan
Ya Maulai Ya Maulai 
Jari ku mudah, jariku mudah sembuh lukanya
Ya Maulai
Bagai sutera dalam lukisan
Hidup ku indah warnanya
Ya Maulai Ya Maulai

Baru menguntum, baru menguntum kemboja rimbun
Ya Maulai Ya Maulai
Mekar harumnya, mekar harumnya seri halaman
Ya Maulai
Hendak ku minum mustika embun
Agar tersua idaman
Ya Maulai Ya Maulai

Kata bagai pendita
Bukan racun berbisa
Besar hajat di hati
Semoga 'kan diberkati
Kau dipayungi awan
Begitulah impian
Bersungguhnya harapan
Selagi nyawa di badan

Pintaku padamu bintang
Kirimkan aku sinarmu
Moga jadi kencana
Hiasan kasih dijiwa ku

Pesan ku padamu sayang
Bawalah pulang hatiku
Moga 'kan selamanya
Engkau bernafas di sisiku



Joget Kasih Tak Sudah

Awan tergulung tuan di hari senja
Nampak berbalam biru warnanya
Tuan di gunung paya hamba di paya
Dalam jambangan temu ingin bersama

Terbang serindik tuan dengan kedidi
Singgah di kayu di rumpun kayu
Kasih menitik tuan basah tak jadi
Walau bertahan rindu menanggung rindu

Hatiku yang resah
Ku bawa berdendang
Memujuk diri dijeling tidak

Sepantun berdendang
Dondanglah asmara
Cuma igauan dalam igauan

Berdendang hamba tuan bertepuk tangan
Senyum di bibir hati terluka
Kasih diberi orang dijeling orang
Terasa hiba tidak terkira

Sudikah tuan bernyanyi bersama
Alunan lagu hai kasih tak sampai
Susunlah langkah layu di mata
Tanda di hati hai masih berdarah

Pantun berpantun tuan
Mak andam sayang
Berjual beli pantun Melayu

Walau dialun tuan
Gurindam sayang
Luka di hati orang tak tahu

Ku sulam kasih emas berbenang emas
Orang bertaruh baiknya rupa
Walaupun kasih balas tidak berbalas
Tidakku kesal ia terjadi
 




Cindai

Cindailah mana tidak berkias
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu

Mendendam unggas liar di hutan
Jalan yang tinggal jangan berliku
Tilamku emas cadarnya intan
Berbantal lengan tidurku
Hias cempaka kenanga tepian
Mekarnya kuntum nak idam kumbang
Puas ku jaga si bunga impian
Gugurnya sebelum berkembang

Hendaklah hendak hendak ku rasa
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak tidak ku daya
Tingginya tidak terlawan

Janganlah jangan jangan ku hiba
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan ku pinta
Merajuk bukan berpanjangan

Akar beringin tidak berbatas
Cuma bersilang paut di tepi
Bidukku lilin layarnya kertas
Seberang laut berapi

Gurindam lagu bergema takbir
Tiung bernyanyi pohonan jati
Bertanam tebu di pinggir bibir
Rebung berduri di hati

Laman memutih pawana menerpa
Langit membiru awan bertali
Bukan dirintih pada siapa

Menunggu sinarkan kembali



Sanggar Bayu

Panas yang membakar bumi
Hangus segala kehijauan
Langit menjadi kelabu
Hilang segala kebiruan

Dalam terik panas ini
Aku rindu pada hujan
Aku rindu pada tiupan angin
Sanggar bayu kan ku dirikan

Sungguh kejamnya manusia
Tangan yang penuh dengan dosa
Memusnahkan segala-gala
Hati tak bertimbang rasa

Sanggar bayu kan ku dirikan
Tempat laluan sang angin
Burung-burung berkicauan
Di lubuk ikan bermain
 


First Post